close

Senin, 06 Agustus 2012

Berdakwah Dengan Kasih Sayang


Terkait dengan dakwah, saya pernah belajar dari seorang kyai sederhana di pedesaan. Kyai ini selalu mengatakan bahwa dakwah tidak boleh dilakukan dengan cara memaksa, menakut nakuti, dan apalagi mengancam. Dakwah harus dilakukan dengan sabar, lembut dan penuh bijaksana.
Dia mengumpamakan bahwa berakwah itu bagaikan mengisi air dalam gelas. Sebelum air dituangkan, maka tutup gelas itu harus dibuka terlebih dahulu. Menuangkan air pada gelas yang masih dalam keadaan tertutup, maka tidak akan mungkin bisa masuk. Artinya, menyampaikan sesuatu pada seseorang, maka hatinya harus dibuka terlebih dahulu. Membuka hati dilakukan dengan cara menggembirakannya.
Contoh sederhana lagi, bahwaberdakwah bagaikan menyuapi anak kecil. Makanan, kata kyai tersebut, sebenarnya adalah kebutuhan bagi semua orang, termasuk bagi anak kecil. Namun anak kecil yang belum bisa makan sendiri harus disuapi.
Menyuapi mereka juga tidak mudah. Maka seringkali seorang ibu harus sabar, menyuapi anaknya sambil diajak main-main dan bahkan digendong ataudiayun-ayunkan.
Anak kecil tidak bisa diajak makan di meja makan, sekalipun sekali-sekali perlu sebagai cara pembelajaran. Berdakwah juga seharusnya dilakukan seperti itu. Mereka harus digembirakan dengancara-cara yang tepat. Orang yang merasa gembira dan bahkan mencintai, maka akan mudah diberikan pengertian atau diajak pada kebaikan.
Umumnya orang akan dekat pada apa saja yang disukai dan begitu pula sebaliknya, justru menjauh dari apa yang tidak disukai dan, apalagimenakutkan.

0 komentar:

Posting Komentar